Sabtu, 25 Februari 2023

✨ KEISTIMEWAAN DI BULAN SYA'BAN✨

Post oleh : KKD MAN 3 Medan | Rilis : Februari 25, 2023 | Series :
Ada Apa Di Bulan Sya’ban ?

1. Perubahan Arah Kiblat
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa peristiwa perubahan arah kiblat terjadi pada bulan Syaban tepatnya pada tanggal ketiga belasnya. Abu Hatim Al-Bustiy berkata, kaum muslimin melaksanakan salat menghadap ke arah Baitul Maqdis selama 17 bulan lebih tiga hari, kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi untuk salat menghadap ke Kabah pada hari ketiga belas pertengahan bulan Syaban.

2. Bulan Diangkatnya Amal Perbuatan Seorang Hamba
Imam Nasai meriwayatkan bahwa Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Nabi SAW, “Wahai Rasulullah, mengapa aku melihat engkau berpuasa pada bulan Syaban tidak seperti yang engkau lakukan ketika berpuasa pada bulan-bulan yang lain?’ kemudian Rasul menjawab, “Pada bulan inilah, orang-orang banyak tidak menyadarinya yaitu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan, pada bulan itulah amal-amal dihaturkan dan dilaporkan kepada Tuhan alam semesta. Oleh karenanya, aku ingin agar ketika amalku dipersembahkan kepada-Nya aku sedang berpuasa.”

Dari riwayat tersebut, terdapat kandungan hikmah dan petunjuk kepada kita bahwa bulan Syaban adalah saatnya amal kita dilaporkan kepada Allah SWT. Secara psikologis ketika amal itu dilaporkan sementara kita dalam keadaan berpuasa, akan member pengaruh positif terhadap hasil laporan tersebut, atau bisa jadi semua amal kita akan dihitung sebagai amal baik. Karenanya, puasa di bulan ini sebagaimana anjuran pada riwayat di atas memiliki nilai psikologis yang tinggi, selain tentunya kita mengamalkan salah satu sunnah Nabi Muhamad SAW.

Adapun riwayat lain yang menerangkan bahwa amal seseorang dilaporkan pada setiap hari Senin dan Kamis, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud setoran setiap Senin dan Kamis adalah setoran khusus untuk menguji kualitas amal serta kelengkapan syarat dan rukunnya.

Sedangkan maksud sabda Nabi, “Pada bulan inilah, orang-orang banyak tidak menyadarinya,” adalah secara umum banyak umat yang memberikan perhatian lebih kepada bulan Rajab dengan segala kemuliaannya. Ketika bulan itu telah berlalu dan memasuki bulan Syaban, mereka menganggap tidak mendapatkan lagi kesempatan yang istimewa sehingga melalaikan ibadahnya karena bosan atau putus asa. Inilah yang diingatkan oleh Rasul SAW agar kita tidak terlena dan kendor semangat dalam menyambut dan mengisi bulan Syaban, karena bulan ini tidak kalah istimewanya dengan bulan sebelumnya.

Sedangkan riwayat tentang setoran amal pada setiap hari adalah amal-amal kita disetorkan tanpa dipilih dan diukur kualitasnya, dan Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu.

3. Melaksanakan Puasa Sunnah Bulan Syaban
Sayidah Aisyah ra. berkata, “Tidak pernah Nabi SAW berpuasa pada suatu bulan lebih banyak dari bulan Syaban, karena pada bulan tersebut beliau berpuasa sebulan penuh. Nabi SAW bersabda, “Lakukanlah kebajikan sekuat yang kausanggupi, karena Allah tidak akan bosan sehingga kalian bosan sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim).

Maksud sabda Nabi, “Sekuat yang kausanggupi,” adalah dalam melakukan ibadah hendaknya dilakukan dengan penuh semangat, motivasi tinggi, dan harapan kepada Allah, karena yang demikian akan menghilangkan kebosanan, kejemuan, dan keputusasaan. Semua sifat-sifat negatif itu jika menyertai ibadah seseorang akan menjadi benalu yang merusak pahalanya.

Berikutnya, maksud sabda Nabi, “karena Allah tidak akan bosan sehingga kalian bosan sendiri,” adalah bahwa Allah SWT tidak akan lelah atau menghentikan dalam memberi pahala bagi hamba-Nya yang beribadah. Allah juga akan selalu melipatgandakan pahala, selama hamba-Nya tekun dan semangat beribadah. Sebaliknya, ketika kita dihinggapi rasa bosan, malas, dan putus asa dalam beribadah, maka Allah pun akan mengurangi atau bahkan menghentikan pahala-Nya. Karena, mereka telah menghilangkan kesinambungan dalam beribadah.

4. Bulan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Disebut demikian karena menurut sebagaian ulama, salah satunya, Imam Al-Qusthulani dalam kitab Al-Mawaahib Al-Ladunniyyah bahwa ayat yang berisi perintah kepada kaum beriman untuk membaca salawat, turun di bulan Sya`ban. Karenanya, bulan Syaban dinamai pula dengan Syahrus Sholawaat (bulan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW)

5. Bulannya Al-Quran
Imam Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathoif Al-Maaarif menyebut sebuah riwayat tentang apa yang dilakukan para salaf di bulan Syaban yang diantaranya adalah menekuni Al-Quran. Dia mengatakan, “Jika bulan Syaban telah tiba, umat Islam menekuni lembaran-lembaran Al-Quraan, mereka membaca Al-Quran, dan sekaligus mengeluarkan zakat hartanya untuk memberi kekuatan kepada orang yang lemah dan miskin dalam menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan.”

Salamah bin Kuhail dan Hubaib bin Tsabit mengatakan dengan ungkapan yang senada bahwa, “Bulan Syaban adalah bulan orang-orang membaca Al-Quran. Adapun Amr bin Qais jika ia memasuki bulan Syaban, menutup tokonya dan fokus untuk membaca Al-Quran.

6. Memperbanyak Membaca Kalimat Tahlil Dan Istighfar
Bulan Syaban merupakan waktu yang mulia dan dimuliakan oleh Rasulullah SAW. Sudah sepatutnya jika kita melakukan kegiatan-kegiatan yang senafas dengan kemulian bulan tersebut. Beberapa amalan berupa bacaan selain membaca salawat adalah memperbanyak membaca kalimat tauhid “Laa ilaaha Illallaah” dan membaca istighfar.

Disebutkan dalam sebuah riwayat dari Abu Bakar ra dari Nabi SAW yang berkata, “Hendaklah kalian membaca ‘Laa ilaaha Illallaah’ dan beristighfar (memohon ampun), sebab Iblis telah berkata, ‘Aku binasakan manusia dengan dosa-dosa namun mereka membinasakanku dengan Laa ilaaha Illallaah dan istighfar. Maka ketika aku melihat hal tersebut, aku binasakan mereka dengan bujukan dan godaan dan mereka mengira bahwa mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (HR. Abu Yala)

7. Menghidupkan Malam Pertengahan Bulan SyaBan Dengan Kebaikan
Imam Baihaqi meriwayatkan dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jibril datang kepadaku dan berkata, ‘Ini adalah malam nishfu Syaban, dimana Allah memerdekakan hamba-hambaNya dari neraka pada malam ini sebanyak bulu domba Bani Kilab, kecuali bagi orang musyrik, bercekcok, pemutus silaturrahim, anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan peminum minuman keras.”

Riwayat di atas memberi gambaran kemuliaan malam Nishfu Syaban yaitu malam pertengahan bulan Syaban. Pada malam itu, rahmat Allah SWT ditebarkan di atas bumi bagi manusia yang saat itu beribadah, bermunajat, dan bertafakkur kepada Sang Pencipta. Bagi hamba yang memohon ampun dari dosa-dosanya sekalipun dosanya sebanyak buih di lautan, tak terhingga, maka ia akan diampuni semuanya, kecuali dosa-dosa yang disebutkan dalam riwayat tersebut.

Wallahu A’lam bis Showaab.


Sumber:
– Maadzaa fi Sya`baan karya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki-

Jangan Lupa Diamalkan Ya Sahabat-sahabat & Share Jika Bermanfaat 😊

Kunjungi Instagram Kami @kkd_man3medan

#kkd_Allahuakbar
#don'tforgetsholawat
#2023menujuyanglebihbaik
#maasyaaAllah

google+

linkedin

Mengapai Ridho Allah dengan Ikhlas

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Sahabat, Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam. Shalaw...